Kapal-kapal Raksasa Mulai Merapat ke Tanjung Priok, Singapura dan Malaysia Mulai Panik



Singapura dan Malaysia mulai panik. Pasalnya, visi Jokowi menjadikan Tanjung Priok sebagai hub perdagangan Internasional dipastikan akan mengganggu pendapatan dua negara tetangga tersebut.

Kapal kontainer berkapasitas besar milik perusahan pelayaran asal Perancis, Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM), hari ini tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.

Kedatangan kapal ini juga menandai dimulainya pelayanan kapal yang terjadwal oleh kapal-kapal CMA CGM dari dan ke Jakarta International Container Terminal.

Direktur Utama PT. Pelindo ll, Elvyn G Masassya optimistis, kedatangan kapal dengan kapasitas 8,500 Teus dan panjang 334 meter ini bakal diikuti oleh kapal besar dari perusahaan internasional lainnya. Sehingga, target Pelabuhan Tanjung Priok jadi Hub perdagangan internasional bisa terwujud.

"Berharap dapat menjadi pemicu hadirnya kapaI-kapal besar lainnya untuk singgah di Tanjung Priok," ujarnya di JITC, Minggu 23 April 2017.

Elvyn juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah untuk mewujudkan target tersebut. Sehingga pelabuhan itu dapat berkompetisi dan menjadi salah satu pilihan pelabuhan transhipment di kawasan Asia?.

Sebagai informasi, kapal ini membongkar peti kemas impor sebanyak 844 Teus dan memuat peti kemas ekspor sebanyak 1,967 Teus, sehingga total bongkar muat menjadi 2,811 Teus.

Sebelumnya sudah ada beberapa kapal besar yang merapat di pelabuhan ini beberapa waktu lalu. Yaitu, CMA CGM Titus pada 9 April 2017 dan CMA CGM Tancredi pada 16 April 2017 lalu.

Kapal CMA CGM ini akan melayari rute ke Pelabuhan Los Angeles, Amerika Serikat, secara regular tiap minggu dengan window Minggu-Senin dan dilayani dengan window time maksimal 24 jam.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang turut hadir dalam penyambutan kedatangan kapal itu mengatakan, makin banyaknya kapal besar yang transit di pelabuhan ini adalah suatu kebanggaan. Bahkan, menurutnya hal ini membuktikan Pelabuhan Tanjung Priok bukan saja bisa membangun, tapi juga mengirim.

"Selama ini hanya membangun, kita membuktikan kita memiliki tim yang baik, partner yang baik, karena CGM ini akan bekerja sama menjadi partner kita," kata Budi.

Senior Vice President CMA CGM Asia Indonesia, Jean-Yves Duval mengatakan, CGM pun menaruh perhatian serius untuk mendukung mendukung cita-cita Indonesia untuk mengembangkan jaringan maritim. Apalagi menurutnya, Indonesia terletak di daerah strategis di kawasan Asia Tenggara.
"Ke depan, kami ingin memulai lembaran komitmen baru bersama IPC clan pemangku kepentingan di industri maritim di Indonesia," kata Jean dalam pidatonya. 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar