Pengamat politik sekaligus penggiat media sosial, Denny Siregar membenarkan ucapan Presiden Joko Widodo yang menyebut ‘mudik’ dan ‘pulang kampung’ memiliki arti yang berbeda.
Seperti apa yang diutarakan sang pemimpin negara, dirinya juga berpendapat bahwa perbedaan keduanya terletak pada waktu.
“Pulang kampung itu sifatnya parsial, dilakukan dalam waktu berbeda, jadi pemantauannya lebih mudah di masing-masing daerah asal. Lalu mudik itu sifatnya simultan, dilakukan dalam waktu bersamaan dan jumlah yang besar. Sebenarnya sederhana kok, apa yang perlu diributkan?” tulis Denny melalui akun Twitter pribadi.
Ia menilai, orang-orang yang memermasalahkan ucapan Jokowi, hanya berasal dari kalangan ‘seberang’ yang kerap melontarkan kritikan tak perlu.
“Dulu yang dibahas masalah kancing jas dan bahasa Inggris, remeh temeh dan bukan hal substansial dari program. Begitu juga sekarang, mereka lebih sibuk ributkan arti pulkam dan mudik, bukan program. Mau gimana lagi? Memang cuma seupil pemahamannya,” tambahnya.
Bahkan, pria yang dikenal sangat pro terhadap pemerintah itu sampai membuat voting atau pemungutan suara berkaitan dengan arti mudik dan pulang kampung.
Namun yang berbeda, Denny bukan hanya mengajak warganet bermain tebak-tebakan, melainkan juga melibatkan peristiwa lain ke dalam voting tersebut.
“Pertanyaannya, seandainya ayahanda tercinta, Yang Mulia Habib Besar Rizieq Shihab mendadak pulang ke Indonesia karena kehabisan dana di Arab Saudi, apakah dia PULANG KAMPUNG atau MUDIK?” tanya dia.
Sontak, warganet pun ramai-ramai berpartisipasi dalam voting tersebut. Hingga tulisan ini dimuat, Sabtu 25 April 2020, sudah ada 8.873 akun yang terlibat. Hasilnya, 78 persen memilih ‘pulang kampung’, sedang sisanya memilih ‘mudik’.
0 Komentar