Banyak Anggota FPI Merangkap Preman, Sering Minta Upeti Tempat Hiburan Malam


FPI selalu menjadi kontroversi. Aksi mereka dianggap tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Mereka lebih berani menutup usaha warga daripada tempat maksiat milik pengusaha besar.

Dari hasil pencarian di google, terdapat berita pengakuan langsung dari Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Salim Bin Umar Al Attos (Habib Selon).

Ia malah mengakui bahwa masih banyak anggotanya yang bertindak melanggar hukum, seperti menjadi preman atau 'centeng' di tempat hiburan malam, hingga menerima 'upeti' haram.

"Anggota-anggota seperti itu masih banyak di FPI. Kami masih kesulitan untuk mengusut karena anggota kami sangat banyak."

Tak cuma itu, jelasnya, para anggota 'nakal' itu juga tak segan menjual nama Ketua Umum Habib Rizieq dalam menjalankan aksinya. Sehingga, muncul anggapan bahwa 'upeti' haram itu diminta langsung oleh para petinggi FPI.

"Anggota-anggota seperti itu masih banyak di FPI. Kami masih kesulitan untuk mengusut karena anggota kami sangat banyak," kata Salim kepada Beritasatu.com, Sabtu.

"Di setiap wilayah DKI pasti ada anggota nakal yang menyalahgunakan nama besar FPI dan atribut FPI," sambungnya.

Meski begitu, Salim mengaku tetap berupaya keras untuk mengubah perilaku anggota-anggotanya yang menyimpang.

"Anggota FPI itu memang kebanyakan preman insaf. Kami bimbing mereka hingga mau ke jalan yang benar. Tapi, jika di tengah jalan mereka kembali sesat, kami harus berusaha keras untuk mengembalikan mereka lagi," ucap Salim.

Kendati demikian, Salim juga tak segan bertindak keras terhadap ulah anggotanya yang sangat menyimpang. "Sejak saya jadi Ketua DPD DKI Jakarta, saya sudah pecat puluhan ustad FPI," tegasnya.

Lebih lanjut, Salim menegaskan bahwa FPI tidak kekurangan dana. Sumber dana FPI, ujarnya, berasal dari iuran laskar.

"Dana kami dari iuran laskar saban minggu. Iurang tersebut tidak ditetapkan besarannya. Sehingga anggota dapat ikhlas menyumbang iuran," jelasnya.

 "Laskar kami berjumlah sangat banyak, mencapai puluhan ribu orang di Jakarta. Hitung saja, kalau seorang menyumbang Rp10 ribu, berapa yang kami dapat setiap minggunya. Jadi FPI tidak pernah kekurangan dana," tegasnya.  (beritasatu)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar