Kalian lupa, bahkan tidak tahu. Maka, mungkin bermanfaat jika diceritakan ulang. Karena bahkan yang dulu terlibat dalam kasus ini juga sudah lupa semua. Tepatnya pura2 lupa. Pelaku sudah diproses, dll. Selesai.
Tahun 2008, alias 13 tahun lalu, jagad raya planet Bumi dihebohkan oleh penemuan mutakhir, bernama 'Banyugeni', alias 'Blue Energy'.
Dalam menghadapi krisis energi di masa depan, tiba2 ada penemu yang bilang dia bisa mengubah air menjadi listrik/energi. Wah, itu penemuan level sadis sekali. Astaga? Air bisa diubah menjadi energi? Tidak perlu solar, bensin, atau dll? Cukup air? Betulan cuma air saja? Waduuh....
Ngeri nggak tuh? Maka geger-lah dunia persilatan. Alat demonstrasi banyu geni diliput, dipertontonkan, bahkan hingga pejabat2 tinggi NKRI pun bersorak, yes! Lanjutkan, produksi, jadikan itu kebanggaan baru Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga air ini memang fantastis. Dan demonstrasi alat tsb juga memang fantastis. Cukup pakai air keran, nyala itu barangnya. Bisa menyalakan kompor, lampu teplok, dll. Disiarkan di televisi, diliput media2 internet, tahun 2008 rame sekali.
Kok bisa air jadi sumber energi? Jadi begini, itu air kan H2O, lantas H nya dua, dipisah sama O, kemudian mereka beraksi, ciat, ciat, ciat, H dan O berkontribusi, bersinergi, berjumpalitan, sempurna! Jadilah listrik.
Masuk akal kan? Tapi C -nya mana? Tidak penting. Kan tidak selalu butuh C buat menghasilkan energi, cukup H dan O, HOHOHO! Malah bagus kalau ada A, hadi HAHAHA! Atau I, jadi HIHIHI! Jadilah listrik.
Yes! Masuk akal sekali bagi yg percaya. Tahun 2008, netizen Indonesia juga terbelah dua, sebagian percaya, sebagian tidak percaya. Apalagi lihat nama lain dari teknologi, 'Blue Energy', sumber energi yang berkelanjutan, biru, seperti planet Bumi.
Saat ada yg bilang, 'Itu teh tidak masuk akal, belum ada yg bisa menemukan air jadi energi, negara2 maju pun belum bisa.' Maka netizen yg mendukung langsung beraksi, 'Kamu itu kok siriknya minta ampun, dengki? Kamu kontribusinya apa?'
Apalagi tim penemu Banyu Geni ini sempat sowan dengan SBY, sempat ngobrol2, itu terlihat jadi serius sekali. Apakah anak buah SBY tidak periksa dulu orang2 ini?
Bahkan pabriknya mau dibangun di dekat Cikeas segala. Ampun dah. Otomatis, jaman itu, kalau kamu kritis dengan Banyugeni ini, kamu ini kok nyinyir sekali dengan pemerintah? Hater?
Jadi serba salah, kan? Padahal, tentu saja kita semua akan bersyukur jika itu nyata. Yang kritis itu hanya coba bertanya, cek dan ricek. Kita semua akan happy sekali jika itu betulan ada. Valid. Tapi kalau cuma dikarang2 saja, katanya katanya katanya, teruuus saja muter2, hasilnya tidak ada.
Ngapain kita harus gaduh? Ribet? Bertengkar? Kan bisa dibuktikan dulu, kongkrit dulu gitu loh. Ada barangnya. Terbukti. Tapi begitulah, kalau tidak gaduh, tidak bombastis, tidak seru.
Demikianlah drama Banyu Geni tahun 2008. Kamu lupa? Tidak tahu? Tidak apa. Karena drama Ratna Sarumpaet pun kamu juga sudah lupa, padahal baru beberapa tahun ini.
Mungkin besok2 akan sy ceritakan kisahnya. Sama kejadiannya. Seluruh negeri juga rusuh, ribut, ramai, sesak, hanya untuk drama ini. Lantas apa manfaatnya? Orang2 juga melupakannya....
*Tere Liye, penulis novel 'Selamat Tinggal'
0 Komentar