Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim pemerintah masih menahan harga bahan bakar minyak (BBM) agar tidak naik. Jokowi mengakui dunia tengah mengalami kelangkaan energi akibat perang Rusia-Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat negara barat menjatuhkan sanksi, termasuk melarang impor minyak mentah dari negeri beruang merah itu. Padahal, Rusia merupakan salah satu negara pengekspor minyak terbesar di dunia.
Jokowi mengklaim harga minyak dunia pada 2020 lalu masih US$60 per barel. Saat ini, harga minyak mencapai kurang lebih US$110 per barel. Bahkan, sempat menyentuh level US$139 per barel.
"Semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu menteri saya tanya gimana bu tahannya sampai berapa hari ini? Kita tahan-tahan terus," ungkap Jokowi saat memberikan sambutan dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3).
Lebih lanjut, Jokowi juga mengatakan beberapa negara tengah menghadapi kelangkaan pangan.
"Harga pangan dunia naik semuanya. Gandum naik, kita terkena imbas, kedelai dunia naik. Tambah perang ini (harga) gandum (naik) karena hampir 20 persen (produksi gandum) dari Ukraina dan Rusia," katanya.
Tidak hanya itu, Jokowi menuturkan saat ini juga tengah terjadi kelangkaan kontainer atau jasa angkut peti kemas. Akibatnya, biaya kontainer menjadi naik berkali-kali lipat.
"Artinya apa? barang-barang logistik sampai konsumen pun, karena terbebani oleh harga kontainer yang naik, menjadi dibeli lebih mahal," sambungnya.
Dengan keadaan seperti itu, Jokowi memperingatkan akan terjadi kenaikan inflasi. "Ini hati-hati mengelola ekonomi saat ini. Ekonomi makronya dikelola tapi mikro tidak diperhatikan, bisa buyar," tandasnya.
0 Komentar